Friday, March 30, 2012

Cara Meningkatkan Kinerja Pompa Hidram

TEKNIK MEMPERBESAR DEBIT AIR PADA POMPA HIDRAM

Kami dari kelompok ternak sapi Bina Karya Banjar Wanayu, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan Bali, baru -baru ini mendapat bantuan pengadaan air bersih untuk ternak kami, dalam hal ini kami dibantu Rp. 50.000.000 oleh Dinas Peternakan. Mengingat dana yang sangat terbatas maka kami sepakat memakai pompa hidram yang merupakan teknologi tepat guna yang sederhana dan mudah dikerjakan dan tidak memerlukan energi listrik serta tidak memerlukan BBM( bahan bakar minyak ).
Di sini saya tidak akan menguraikan cara kerja pompa hidram secara rinci, karena hal tersebut sudah banyak dibahas oleh rekan - rekan lainnya, tinggal googling di internet saja.
 Adapun kondisi lokasi pompa hidram kami tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Ketinggian sungai dengan bak penampung adalah 125 meter. Jarak antara sungai ( tempat pompa ) dengan bak penampung adalah 1.030 meter. Mengingat kondisi tersebut maka kami pesimis air akan dapat dialirkan dengan menggunakan pompa hidram, karena di desa kami belum ada yang pernah menggunakan. Namun setelah pompa dioperasikan ternyata pompa bisa bekerja dengan baik dan dengan menghasilkan debit air sebanyak 6 m3 selama 24 jam (sudah maksimal). Dengan debit air sebesar itu tentu kami masih kekurangan air karena jumlah pemanfaatnya adalah sebanyak 40 orang. Jalan keluarnya yang memungkinkan adalah dengan penambahan pompa lagi satu unit, tentunya harus ada tambahan swadaya dana dari anggota.
Selama 1 bulan pertama pengoperasian pompa hidram tersebut banyak sekali masalah dan kerusakan yang timbul karena beban pompa terlalu berat. Adapun masalah yang timbul antara lain: pipa besi yang menuju pompa pecah, karena kami menggunakan pipa besi yang tipis. Kemudian kami ganti dengan pipa besi yang tebal. Pipa penyalur dari pompa ke bak penampung selalu bergerak ketika pompa bekerja, padahal pipa tersebut sudah kami tanam dan ditimbun dengan tanah, akibat gerakan dan bergesek dengan bebatuan dalam tanah mengakibatkan pipa sering pecah dan bocor. Saya yang ditugaskan mengoperasikan pompa tersebut hampir setiap hari mondar mandir ke sungai memperbaiki kerusakan pompa tersebut. Paling lama hidup 3 hari lalu mati lagi, dengan kerusakan yang berbeda tiap harinya, mulai dari saringan di sungai mampet karena sampah, karet katup pembuangan yang robek dan yang paling sering adalah kebocoran pada pipa penyalur.
Dengan semangat pantang menyerah dan dengan kata kunci “ Harus Berhasil “  serta dengan alunan lagunya Bang Haji Rhoma Irama “ Perjuangan Dan Doa “ maka saya punya ide  yang mungkin bisa mengurangi gangguan yang sering muncul.  Ide tersebut didasarkan atas gangguan yang paling sering terjadi adalah kebocoran pipa penyalur , yang diakibatkan oleh pergesekan pipa di dalam tanah yang diakibatkan oleh  beban air yang dinaikkan terlalu tinggi, dimana pompa secara langsung memompa air setinggi 125 meter dan sepanjang 1030 meter, logikanya adalah beban pompa harus dikurangi .
Setelah membeli beberapa accessories pipa di toko bangunan maka kemudian saya merakit satu unit peralatan yang saya beri nama sesuai dengan fungsinya yaitu “katup pembagi tekanan”yang menurut pendapat saya akan dapat mengurangi beban pompa. Setelah selesai merakit kemudian saya pasang di pertengahan ketinggian pemompaan air tersebut dengan rasa penasaran dan tidak sabar menunggu hasilnya. Setengah jam setelah pemasangan sambil menunggu lemnya kering, pompa saya hidupkan dan pompa berjalan normal sama seperti semula namun ada perbedaan pada pipa penyalur yang biasanya bergetar (tanaman di sekitar pipa ikut bergetar) tapi sekarang sama sekali tidak ada getaran. Saya menjadi ragu apakah air di dalam pipa penyalur sudah mengalir. Kemudian saya bergegas naik menuju bak penampung, dan dari samping bak sudah terdengar gemericik air di dalam bak. Saya naik tangga bak penampung yang berkapasitas 12 m3 tersebut dan membuka tutup manholenya dan ternyata memang air sudah mengalir. Kemudian saya ambil botol air mineral 600 ml yang ada di atas bak yang selama ini saya gunakan untuk mengukur debit air. Saya tampung air yang keluar dengan botol tersebut di tangan kanan, sementara tangan kiri memegang hanphone yang ada fitur stopwatchnya, hasilnya setelah saya coba beberapa kali dan rata - rata botol penuh dalam 5 detik, yang berarti dalam 24 jam akan menghasilkan 10,368 m3 air, yang dulunya sekitar 6 m3. Hasil ini masih bisa ditingkatkan dengan menambah pemberat pada katup pembuangan pompa atau dengan memperpanjang as katup pembuangan.
Dengan peralatan yang saya buat tersebut ternyata sudah mampu menaikkan debit air dan yang lebih penting lagi kerusakan karena kebocoran pipa tidak pernah terjadi lagi, dan juga belum mendesak untuk menggunakan 2 pompa. Sampai saat tulisan ini saya buat sudah berjalan 8 bulan dan pompa bisa hidup selama 1 bulan lebih dan apabila pompa mati sekarang lebih banyak diakibatkan oleh karena karet katup yang robek karena kerja pompa, itu hal yang biasa dan umum terjadi pada pompa hidram. Saya tinggal menggantinya dengan karet katup yang sudah saya sediakan sebelumnya. Adapun karet katup ini saya buat dengan memakai ban luar mobil yang sudah tidak dipakai (di tempat saya ban bekas tidak usah beli).
Adapun cara kerja dari katup pembagi tekanan tersebut adalah sebagai berikut. Pada kondisi sebelum dipasang katup pembagi tekanan pompa akan langsung mendorong air sepanjang 1.030 m dan setinggi 125 m ke atas menuju bak penampung. Dengan adanya katup pembagi tekanan maka pompa cukup memompa sampai pada katup tersebut. Katup akan menahan air dibarengi dengan udara yang ada dalam tabung katup akan memompa air menuju bak. Jadi volume air yang menekan pompa menjadi berkurang yang berarti beban pompa juga lebih ringan. Atau bisa juga diartikan air dipompa secara estafet, pertama dipompa oleh pompa hidram dan dilanjutkan oleh katup pembagi tekanan sampai di bak penampung. 


Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut





MODE








 1. outlet          
 2. Redoser
 3. Tabung Udara
 4. Tee
 5. Sock Drat Luar
 6. Watermur
 7. Inlet
 8. Katup 
 9. Sock Drat Dalam








1. Plat plastik dari bekas kotak radio
2. Karet dari sepatu kebun bekas
3. Baut






Demikian uraian singkat saya mengenai  cara mengurangi beban pompa hidram dan sekaligus meningkatkan debit air pompa. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. Saran dan kritik yang membangun tentu saya harapkan dari rekan rekan yang lebih berpengalaman.